GKJ Manahan

GKJ Manahan salah satu anggota Klasis Kartasura dan merupakan cikal bakal berdirinya klasis kartasura.

GKJ Sabda Winedhar

Anggota Klasis Kartasura yang berada di Wilayah Kabupaten Karanganyar. Dahulu merupakan bagian dari pepanthan GKJ Manahan.

GKJ Pajang Makamhaji

Anggota Klasis Kartasura, berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

GKJ Gebyog

Anggota Klasis Kartasura yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo, dahulu merupakan bagian dari pepanthan GKJ Kartasura.

GKJ Sumber

Anggota Klasis Kartasura, berada di wilayah kota Surakarta, dahulu merupakan bagian pepanthan GKJ Manahan.

GKJ Gatak

Anggota Klasis Kartasura, terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo, dahulu merupakan pepanthan GKJ Wonosari Klaten Timur.

GKJ Kartasura

Anggota Klasis Kartasura, terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo.

Rabu, 29 Februari 2012

MENINGGALNYA PDT. EM. S. NOTOSOEDARMO

Pagi ini kami mendapatkan kabar dari Klasis Klaten Timur bahwa beliau Bp. Pdt. Em. S. Natasoedarmo telah dipanggil Tuhan. Beliau meninggal pada hari Rabu, 29 Februari 2012 jam 23.45. Pada hari ini, Kamis, 1 Maret 2012  jam 13.00 WIB akan diadakan upacara di GKJ Delanggu. 

Semasa hidup dan melayani Tuhan beliau memang melayani jemaat GKJ Delanggu. Setelah memasuki emeritus beliau sempat menikmati masa emeritusnya dengan baik, tetapi memang karena usia beberapa waktu yang lalu mengalami komplikasi penyakit.

Buah pekerjaannya tidak akan pernah sia-sia, ia telah menyelesaikan pertandingan yang utama di dunia dan kembali kepada pangkuan Bapa di Surga.

Selamat Jalan Bp. Pdt. Em. S. Nataoedarmo

SEJARAH KLASIS KARTASURA

Lahirnya Klasis Kartasura dimulai jauh dari terbentuknya Pasamoewan Kristen Jawi Gereformeerd Margoyudan-Surakarta dengan asuhan Dr. H.A Van Andel. Van Andel adalah pendeta utusan untuk kawasan Solo, sejak 1 Januari 1913. Sejak masuknya Dr. H.A Van Andel selama kurun waktu 2 tahun jumlah warga gereja berkembang menjadi 148 orang, dari semula 78 orang. Beliau dibantu oleh 5 guru Injil, 6 guru sekolah dan 4 kolportir. Dengan jumlah 148 orang terbentuklah kelompok Surakarta kemudian memilih tua-tua dan diakennya sendiri yang terdiri dari empat orang tua-tua (tiga dari suku jawa dan seorang Tionghoa), dan dua orang diaken yang kesemuanya dari suku Jawa.
Tua-tua tersebut adalah Bp. Dutokaryono, Bp. Mangunharjo, Bp. Pawirotaruno dan Bp. Sie Siauw Tjong, sedangkan diaken adalah bp. Herman Joyohusodo dan Bp. Irodikromo. Semuanya diteguhkan pada hari Minggu tanggal 30 April 1916 yang disertai dengan peresmian berdirinya Gereja Kristen Jawa Margoyudan (Pasamoewan Kristen Jawi Gereformeerd Margoyudan-Surakarta).
Dalam perjalanan GKJ Margoyudan terjadi pemekaran menjadi tiga gereja dewasa, yaitu GKJ Margoyudan dengan daerah PI bagian utara dan Timur, GKJ Tumenggungan (Manahan) dengan daerah PI bagian barat dan GKJ Danukusuman (Joyodiningratan) dengan daerah PI bagian selatan. Walaupun GKJ Tumenggungan dan GKJ Danukusuman secara de facto didewasakan pada tahun yang sama yaitu tahun 1929 namun secara de Yure GKJ Tumenggungan memproklamirkan pendewasaannya pada tahun 1931, tepatnya pada tanggal 16 Oktober 1931. Hal ini dikarenakan pada saat itu GKJ Tumenggungan meresmikan gedung gerejanya di wilayah Manahan. Sehingga sampai saat ini GKJ Tumenggungan beralih nama menjadi GKJ Manahan.
Sekitar tahun 1931, muncul kelompok-kelompok baru yang tumbuh di wilayah Pojok-Sragen, Gondang (Ringinharjo), di Blulukan dan di Slogohimo. Pada tahun 1933 terjadi pendewasaan tiga gereja yaitu GKJ Prambanan, Pedan dan Delanggu, sehingga di Klaten ada empat gereja dewasa, termasuk Klaten (1934). Dalam perkembangannya tahun 1935, gereja Slogohimo dan Wuryantoro didewasakan sehingga di Wonogiri ada empat gereja dewasa: Wonogiri (1930), Wuryantoro, Slogohimo dan Gemantar. Demikian juga di daerah Kartasura dan Kepuh, disusuk dua tahun kemudian di Karanganyar dan Plupuh (1937). Sehingga sampai tahun 1937, Klasis Solo terdiri dari 16 gereja dewasa: Margoyudan-Solo, Manahan-Solo, Danukusuman-Solo, Klaten, Sragen, Gemantar, Wonogiri, Prambanan, Pedan, Delanggu, Slogohimo, Wuryantoro, Kartasura, Kepuh, Karanganyar dan Plupuh.

Hingga sampai tahun 1938, Klasis Solo tetap menghimpun 16 gereja dewasa dengan 41 kelompok, melayani 5.282 warga gereja dengan 3 pendeta Jawa, yaitu: Ds. Soemponohardjo di Margoyudan-Solo, Ds. Mitrotenojo di Wonogiri-Gemantar dan Ds. S.Atmowidjono di Manahan-Solo, dibantu dengan 27 guru Injil. Karena pertambahan warga jemaat makin meningkat, maka pada tahun 1964, Sidang Klasis Surakarta memutuskan untuk membiakkan diri menjadi dua yaitu Klasis Surakarta Barat berpusat di Klaten dan Klasis Surakarta Timur berpusat di Solo.

Untuk Sejarah Klasis Kartasura secara lengkap anda dapat download disini (masih proses)

Senin, 27 Februari 2012

GKJ MANAHAN

GKJ Manahan didewasakan pada tanggal 8 Februari 1929, berlokasi di Tumenggungan, Surakarta. Sebelum dewasa termasuk bagian / pepanthan dari GKJ Margoyudan Surakarta. Pada tanggal 25 Desember 1931 mempunyai gedung baru berlokasi di Manahan yang diresmikan dalam Kebangkitan Natal oleh Ds. Van Eyk, sebagai Konsultan GKJ Manahan.
Pendeta pertama yang melayani GKJ Manahan adalah Bapak Ds. Atmowidjono yang bertugas sejak tahun 1936. Jumlah warga 50 orang, yang berkemang mencapai 239 orang pada tahun 1942, pada waktu tentara Jepang datang menduduki Indonesia. Daerah pelayanan meliputi kota Sala bagian barat, Kartasura, Pengging, Blulukan, Palur, Karanggede. 

Masa pendudukan Jepang merupakan lembaran hitam bagi GKJ Manahan dan gereja lain pada umumnya. Karena Jepang menganggap bahwa agama Kristen sebagai milik Belanda yang datang dari Barat . Segala sesuatu yang datang dari Barat dilarang, tidak boleh dilakukan. Maka gedung gereja GKJ Manahan ditutup dan disegel oleh pemerintah penduduk Jepang.
Dalam suasana yang mencekam, jemaat tetap mengadakan kebaktian secara diam-diam di gereja lewat pintu belakang, atau di rumah salah seorang warga. Sewaktu Bapak Ds. Atmowidjono meminta kepada tentara pendudukan Jepang untuk membuka segel pintu gereja, ternyata malahan ditahan. Tetapi kita boleh bersyukur bahwa kemudian dapat dilepaskan.
Pada akhirnya Tuhan berkenan memberikan berkatNya, dengan perantaraan seorang ahli hukum warga jemaat kita yaitu Mr. Suwidji yang dapat menunjukkan piagam pemerintah Jepang memberi perlindungan kepada umat Kristen di Jawa. Dengan demikian gedung gereja termasuk gereja-gereja se kota Sala, dapat mengadakan kebaktian seperti sedia kala, mesipun rasa takut dan cemas belum hilang juga.
Pada tanggal 9 Juli 1945 Bapak Ds. Atmowidjono dipanggil menghadap Tuhan, Bapa di Sorga. Kemudian diganti oleh Bapak Pdt. RM S. Purwowidagdo, sebagai pendeta kedua di GKJ Manahan.
Pada tahun 1949 Bp. Purwowidagdo diangkat sebagai Pendeta utusan untuk Klasis Surakarta, maka pelayanan di GKJ Manahan dilaksanakanoleh seorang guru Injil, Bp. RN. Padmowijono. Baru pada tahun 1951 ada seorang pendeta yang ditahbiskan, sebagai pelayanan di GKJ Manahan, yaitu Bp. Pdt. S. Hadisewojo, yang merupakan pendeta yang ketiga.
Mulai saat itu pelayanan dapat berjalan baik. GKJ Pepanthan Kerten didewasakan pada tanggal 27 Maret 1967, yang dilayani oleh Bp. Pdt. Suparman Purwoko Adisudarmo, yang ditahbiskan pada tanggal 27 September 1968.
Pepanthan-pepanthan mulaiberkembang. Semula baru ada Pepanthan Blulukan yang diasuh oleh Guru Injil, sekarang dilayani oleh 4 orang majelis.
Kemudian pada tanggal 8 Januari 1966 lahir pepanthan Klodran, yang mempunyai gedung gereja sendiri pada tanggal 25 Desember 1976 saat ini dilayani oleh 7 orang majelis.
Pepanthan Tohudan sudah ada embrionya sejak tahun 1953. Diresmikan pada tanggal 25 Desember 1969 oleh Bp. Pdt. S. Hadisewojo. Mempunyai tempat ibadah sendiri pada tahun 1977. Sekarang diasuh oleh 4 orang majelis.
Pepanthan Sumber merupakan pepanthan terakhir dari 4 pepanthan yang ada di GKJ Manahan. Diresmikan pada tanggal 31 Desember 1990 oleh Bp. Wlikotamadya KHD Tingkat II Surakarta, dilayani oleh 12 orang majelis.
Dengan berkembangnya warga jemaat di GKJ Manahan dirasakan perlu menambah tenaga gereja, dengan memanggil pendeta baru. Maka pada tanggal 29 April 1971 ditahbiskanlah pendeta yang keempat di GKJ Manahan, Bp. Pdt. Bambang Broto Sudjaly, S.Th. Sejak saat itu ada 2 orang Pamulang yang melayani jemaat.
Pada tahun 1983 Bp. Pdt. S. Hadisewojo mulai masuk masa emiritus, maka diadakan persiapan untuk memanggil seorang pendeta baru. Pada tanggal 18 Januari 1985 ditahbiskan Bp. Pdt. Widya Notodiryo, S.Th sebagai pendeta yang kelima di GKJ Manahan.

Sabtu, 25 Februari 2012

PESPARAWI KLASIS KARTASURA

Laporan dari tempat diadakannya Pesta Paduan Suara Klasis Kartasura.

Tepat pada pukul 10.00 WIB, Pesparawi Klasis Kartasura dimulai, seperti yang sudah ditentukan dalam rundown acara, Kebaktikan berlangsung selama 30 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan laporan ketua panitia dan sambutan sekaligus Pembukaan oleh Ketua Bapelklas Klasis Kartasura, Pdt. Setyo Budi U. dengan pemukulan gong tanda dibuka.
Satu persatu para peserta mulai tampil, dimulai dari GKJ Pajang yang mendapatkan undian no 1 sampai jam 1.00 peserta sudah memasuki no undian 7.
Pada pukul 15.00 Telah diumumkan para pemenang pesta paduan suara oleh dewan juri. Hasilnya yang mendapatkan tempat pertama adalah peserta dari tuan rumah yaitu GKJ Sabda Winedhar dengan nilai 95, disusul oleh GKJ Sumber dengan nilai 90 dan di tempat ketiga di duduki oleh kontingen dari GKJ Kartasura.


Minggu, 19 Februari 2012

KALENDER GEREJAWI TAHUN 2012

Kalau mau dapat selengkapnya  unduh disini

Jumat, 17 Februari 2012

LEKSIONARI

Leksionari adalah buku berisi daftar pembacaan Alkitab yang digunakan dalam ibadah jemaat atau umat Kristen.[1] Dalam urutannya, pembacaan Alkitab ini dilakukan sebelum kotbah.[1] Dalam Leksionari dilakukan pembagian perikop-perikop untuk ibadah tertentu. Tradisi ini sudah berlangsung mulai abad 4.[1] Pada mulanya, bagian permulaan dan akhir perikop dicatat pada bagian pinggir Alkitab.[1] Kemudian perikop-perikop tersebut dikumpulkan dalam buku tersendiri yang disebut Leksionari (Lektionari).[1] Tradisi ini sekarang dikembangkan dan diwarisi oleh gereja-gereja dalam ibadahnya, baik ibadah Minggu maupun hari raya.[2]
Daftar bacaan dalam leksionari memiliki tata cara yang teratur yang ditentukan sesuai dengan keselarasan tema dan kesinambungan teks di dalam Alkitab.[2] Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa Kitab Injil dituliskan dengan pikiran akan digunakan secara leksionar.[2] Bukti yang diajukan oleh beberapa penulis leksionari sendiri, misalnya dalam Kitab Perjanjian Lama dimulai Kitab Kejadian yang berisi penciptaan alam raya, maka di dalam Perjanjian Baru pada Injil Matius dituliskan silsilah Yesus sebagai penciptaan baru tentang keselamatan manusia. Terdapat kesejajaran dalam kedua perjanjian tersebut.[2]

Leksionari merupakan wahana simbolis yang menghadirkan sejarah keselamatan yang Allah lakukan di masa lalu pada masa kini, sehingga kita merupakan bagian dari sejarah Alkitab. Selain itu, fungsi leksionari adalah sebagai metode pembinaan warga gereja melalui ibadah.

Leksionari yang biasa digunakan oleh Gereja-gereja Protestan saat ini adalah Revised Common Lectionary (RCL). Urutan dan daftar pembacaan Alkitab selengkapnya dapat dilihat pada http://www.crivoice.org/lectionary/tocsub1a.html. Leksionari ini menggunakan siklus tiga tahunan.

Pada tahun A Injil Matius menjadi landasan dan dominan dibacakan dalam liturgi. Di tahun B Injil Markus yang menjadi dasar dan di tahun C Injil Lukas yang menonjol dalam liturgi. Injil Yohanes muncul di ketiga tahun liturgi tersebut (A-B-C).

Tahun A dimulai sejak tanggal 2 Desember 2007 (Adven 1) hingga 23 November 2008 (Minggu Kristus Raja).



Sumber :
Berkaitan dengan Leksionari :

    Rabu Abu

    Dalam agama Kristen tradisi barat (termasuk Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah. Ini terjadi pada hari Rabu, 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu atau 44 hari (termasuk Minggu) sebelum hari Jumat Agung.
    Pada hari ini umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuna di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."
    Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab, kitab II Samuel 11-12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat.
    Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

    Mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu dikening kita? Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum
    Kristus, abu telah menjadi tanda tobat.Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester.Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniweakan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia darisinggasananya, ditanggalkannya jubahnya,diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.(Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu.Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata: "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu" atau "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil".

    Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan
    Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

    Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu. Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

    Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu. Yaitu sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

    BAWASKLAS Kartasura XXXIV


    Untuk Daur Persidangan Klasis ke-35, yang duduk dalam kepengurusan Bawaskla adalah 
    • Drs. Dkn. Sukendar, M.Si., 
    • Bp.Srimulyono, 
    • Pnt. Dwiyanto Suhodo, BE. BSc  
    • Ibu Endang Yuliana, SH

    Kamis, 16 Februari 2012

    Turut Berbelasungkawa

    10 Februari 2012 yang lalu keluarga Bp. Dani dan Ibu Pdt. Lidia Natalia berduka, anak yang lahir prematur meninggal dunia. Anak yang telah diberi nama Arthaxerxes lahir pada usia kandungan menginjak usia 6 bulan, selama lahir sampai meninggalnya dirawat secara intensif di Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta.

    Harapan dan Doa dari kedua orang tua dan semua orang yang menyanyangi anak Arthaxerxes selalu dipanjatkan kepada Tuhan. Tetapi memang Tuhan berkehendak lain, memasuki umur kelahirannya yang ke 26 hari dan masih berada di inkubator, Tuhan mengambilnya lagi. Tetapi yang pasti Tuhan sudah merencanakan segala sesuatu itu indah, itulah keyakinan dari ibu Pdt. Lidia Natalia ketika saat upacara pemakaman beliau menyenandungkan lagu untuk terakhir kalinya kepada anak yang dikasihinya.

    Selamat Jalan Anakku Arthaxerxes, selamat berbahagia dengan Tuhan di Sorga. 

    Kami semua Jemaat gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Kartasura juga turut berbelasungkawa kepada Bp.Dani dan Ibu Pdt. Lidia, kiranya Kasih dan Penghiburan-Nya selalu mengungatkan kedua hamba-Nya. Amin

    BAHAN PA SUMIAR

    Klasis Kartasura telah membuat bahan PA bagi gereja-gereja se-Klasis Kartasura. Untuk bahan yang terbit tahun ini telah memasuki pembuatan yang kedua. Untuk edisi yang kedua ini, TIM pembuatan Bahan PA SUMIAR membuat dalam bahasa Jawa.
    Harga @12.000/eks


    Jika gereja-gereja baik lingkup Klasis Kartasura dan gereja-gereja diluar lingkup klasis Kartasura membutuhkan bahan PA SUMIAR bisa langsung memesannya ke kantor Klasis Kartasura dengan alamat :

    d.a. GKJ Manahan
    Jl. MT. Haryono No. 10
    Manahan, SURAKARTA 57139
    HP : 08164230600
    atas nama SULIS (Karyawan Kantor Klasis)

     
    Daftar Isi :
    Bahan PA Wulan Nopember 2011

                Dening Pdt. Yusuf Sugino, S.Th
    Bahan PA Wulan Desember 2012
                Dening Pdt. Yusuf Sugino, S.Th
    Bahan PA Wulan Januari 2012
    Dening Pdt. Immanuel Adi Saputro, S.Si
    Bahan PA Bulan Februari 2012
    Dening Pdt. Santosa Budi Harjo, M.Th
    Bahan PA Bulan Maret 2012
    Dening Pdt. Lidia Natalia, S.Si
    Bahan PA Bulan April 2012
    Dening Pdt. Immanuel Adi Saputro, S.Si
    Bahan PA Bulan Mei 2012
    Dening Pdt. Drs. Eko Heru Martono
    Bahan PA Bulan Juni 2012
    Dening  Pdt. Setyo Budi Utomo, S.Th
    Bahan PA Bulan Juli 2012
    Dening Pdt.Setyo Budi Utomo, S.Th lan Pdt. Yusuf Sugino, S.Th
    Bahan PA Bulan Agustus 2012
    Dening Pdt.Em. Sriwidjaja, Sm.Th
    Bahan PA Bulan September 2012
    Dening Pdt. Santosa Budi Harjo, M.Th
    Bahan PA Bulan Oktober 2012
    Dening Pdt. Yusuf Sugino, S.Th lan Pdt. Immanuel Adi S, S.Si
    Bahan PA Bulan Nopember 2012
    Dening  Pdt. Santosa Budi Harjo, M.Th

    FILE DOWNLOAD

    Alkitab :
    Bahan Pembinaan:
    Sejarah Gereja :
    Bahan Renungan :
    Lagu Pujian
    Tafsiran Alkitab
    1. Tafsiran Alkitab Pilihan
    2. Tafsiran Kejadian Vol. 1 | Vol. 2
    3. Tafsiran Keluaran, Imamat, Bilangan, & Ulangan Vol. 1 | Vol. 2 | Vol. 3 | Vol. 4
    4. Tafsiran Yosua
    5. Tafsiran Mazmur Vol. 1 | Vol. 2 | Vol. 3 | Vol. 4 | Vol. 5
    6. Tafsiran Yesaya Vol. 1 | Vol. 2 | Vol. 3 | Vol. 4
    7. Tafsiran Yeremia & Ratapan Vol. 1 | Vol. 2 | Vol. 3 | Vol. 4 | Vol. 5
    8. Tafsiran Yehezkiel Vol. 1 | Vol. 2
    9. Tafsiran Daniel Vol. 1 | Vol. 2
    10. Tafsiran Hosea
    11. Tafsiran Yoel, Amos, Obaja
    12. Tafsiran Yunus, Mikha, Nahum
    13. Tafsiran Habakuk, Zefanya, Hagai
    14. Tafsiran Zakharia & Maleakhi
    15. Tafsiran Matius, Markus, & Lukas Vol. 1 | Vol. 2 | Vol. 3
    16. Tafsiran Yohanes Vol. 1 | Vol. 2
    17. Tafsiran Kisah Para Rasul Vol. 1 | Vol. 2
    18. Tafsiran Roma
    19. Tafsiran Korintus Vol. 1 | Vol. 2
    20. Tafsiran Galatia & Efesus
    21. Tafsiran Filipi, Kolose, & Tesalonika
    22. Tafsiran Timotius, Titus, & Filemon
    23. Tafsiran Ibrani
    24. Tafsiran Yakobus, Petrus, 1 Yohanes, & Yudas
    Bahan Hari Besar :

        Informasi Kegiatan PWG daur persidangan Klasis XXXV

        Sesuai dengan Tager-Talak GKJ tentang Badan Pelaksana Klasis, Bapelklas Klasis melaksanakan apa yang sudah diputuskan di daur persidangan Klasis ke-35. Khususnya penunjukkan bidang tugas PWG, beberapa artikel yang berkaitan dengan PWG telah dilakukan diantaranya :

        1. Paskah Adiyuswo se-Klasis Kartasura
        2. Paskah Sekolah Minggu
        3. Studi Banding KWD ke Mojowarno
        4. Bible Camp Remaja-Pemuda
        5. Pembekalan Guru Sekolah Minggu
        6. Ceramah kepemimpinan untuk pemuda-remaja

        Penyelenggaraan Sidang Klasis Kartasura ke-36

        Seperti klasis-klasis yang lain dalam lingkup Sinode GKJ Klasis Kartasura juga menyelenggarakan sidang klasis. Untuk tahun 2012, Sidang Klasis diselenggarakan di GKJ Plaur - Boyolali. Tahun ini sidang Klasis Kartasura telah memasuki  hitungan yang ke-36 dan akan diselenggarakan tanggal 23 Maret 2012.

        Kebiasaan yang berlaku di Klasis Kartasura, untuk pimpinan Sidang Klasis sudah ditunjuk oleh persidangan klasis sebelumnya. Sehingga mau tidak mau, gereja harus memberi kredensi kepada yang bersangkutan untuk diutus menjadi utusan primus. Sesuai dengan Akta Sidang Klasis ke 35, pimpinan sidang dipercayakan kepada : Pdt. Setyo Budi Utomo, S.Th dan Pdt. Immanuel Adi Saputri, S.Si. 

        Persiapan telah dilakukan oleh gereja penghimpun dengan mengirim surat kepada gereja-gereja untuk memasukkan materi sidang dan utusannya. Bapelklas juga telah menyelesaikan tugas dan laporannya untuk segera dikirim ke GKJ Plaur. 

        Semoga berjalan dengan baik dan lancar. Tidak lupa mohon dukungan doa dari jemaat dari gereja-gereja di lingkup Klasis Kartasura.

        Pesta Paduan Suara Klasis Kartasura

        Pesta Paduan Suara atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pesparawi akan digelar di Klasis Kartasura. Sudah cukup lama Klasis Kartasura tidak mengadakan pesparawi. Terhitung sejak tahun 2005 terakhir kali ketika itu masih bersama dengan Klasis Boyolali sampai dengan tahun 2012 baru terlaksana kembali. Atas semangat rasa rindu dan kebersamaan anggota Klasis Kartasura, maka kegiatan Pesta Paduan Suara akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 26 Februari 2012 bertempat di GKJ Sabda Winedhar. 

        Atas hasil keputusan Sidang Klasis Kartasura 35 tentang pelaksanaan Pesparawi dan dorongan mewujudkan semangat rasa rindu dan kebersamaan, pada bulan Agustus 2011 dibentuklah panitia Pesparawi. Bernaung di bidang PWG, panitia bekerja keras untuk mengadakan koordinasi. Kerja keras mereka berkoordinasi hampir pasti terwujud. Bagaimana tidak, sekarang sudah memasuki hari ke 16 bulan Februari, tinggal menghitung hari sambil terus berkoordinasi memperhatikan apa yang masih kurang. 
        Dari 8 gereja di lingkup Klasis Kartasura ada 2 gereja yang memberi informasi akan mengikutkan 2 kelompok paduan suara-nya yaitu GKJ Manahan dan GKJ Sumber. Jadi ada 10 kelompok nantinya yang ber-pesta paduan suara.

        Ayo semangat.....bekerjalah sampai semua terlaksana dengan baik. Selamat pula bagi gereja-gereja yang telah bekerjasama berlatih paduan suara untuk mengikuti Pesparawi Klasis Kartasura.


         

        BADAN PELAKSANA KLASIS KARTASURA XXXV

        Ketua I         :  Pdt. Setyo Budi Utomo, S.Th.
        Ketua II        :  Pdt. Eko Heru Martono
        Sekretaris I   :  Pnt. Drs. SoekarnoSetyosaputro
        Sekretaris II  :  Pdt. Fritz Yohanes Dae Pany, S.Si.
        Bendahara I :  Dkn. Sudibyo
        Bendahara II:  Gigit Yokanan Kristiyono

        BIDANG:
        a.    Bidang Keesaan:
             Pdt. Santosa, Pnt. Harinto, Pnt Omega
        b.   Bidang Visitasi:
             Pdt.Retno Ratih SH, M.Th.,
                    ANGGOTA: Semua Pendeta
        c.    Bidang PWG: 
        Pdt. Immanuel adi ,Pdt. Lidya, Pnt. Drs. Soejinto SF., MM,
        Pnt. Drs. Nyoto Haryanto
        d.    Bidang KESPEL: 
           Pdt. Petrus, Pdt Yusuf S, Bp. Sulomo          
        e.    Bidang Sosial, Politik dan Hukum (SOSPOLHUK):
        Dkn. Yuri Warmanto,SH.,MH.,Bp.Suharsono, Ibu. Sri Rahayu

        Rabu, 15 Februari 2012

        Klasis Kartasura

        Klasis Kartasura mempunyai sejarah yang panjang dan mengalami banyak perubahan. Sekarang Klasis Kartasura mempunyai 8 anggota Gereja meliputi 4 wilayah kabupaten yaitu Surakarta, Karanganyar, Boyolali dan Sukoharjo. Delapan anggota tersebut meliputi GKJ Manahan, GKJ Sumber, GKJ Sabda Winedhar, GKJ Gatak, GKJ Gebyog, GKJ Pajang, GKJ Plaur, GKJ Kartasura.

        Share

        Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More